Pesertadidik mempelajari perencanaan usaha bidang konversi energi sebagai berikut. 1. Ide dan peluang usaha produk sistem teknik. 2. Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha bidang konversi energi. 3. Administrasi usaha produk sistem teknik. 4. Kebutuhan pasar terhadap produk konversi energi.Dalam menanggapi krisis energi yang terjadi, pemerintah mengupayakan berbagai cara untuk mengembangkan berbagai energi alternatif. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia berada pada daerah khatulistiwa dan akan selalu disinari matahari selama 10 -12 jam dalam sehari. Maka potensi untuk mengembangkan energi surya sangatlah besar. Total intensitas penyinaran rata-rata 4,5 kWh per meter persegi perhari, matahari bersinar berkisar 2000 jam per tahun, sehingga tergolong kaya sumber energi matahari. Data Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi pada tahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 10 9 MW.[2] Dengan potensi yang cukup besar tersebut diharapkan energi surya ini dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan energi bangsa ini dan juga mengurangi ketergantungan kita terhadap pemakaian energi fosil. Jawaban yang benar - Laporan usaha produk rekayasa konversi energi harus disusun secara dan - studystoid.com 1. Ide dan Peluang Usaha. Sumber energi merupakan tempat munculnya energi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Sistem konversi energi dapat dikembangkan untuk menghasilkan tenaga, misalkan bahan bakar yang dimasukkan ke dalam silinder mesin. Konversi energi pada motor bakar, energi yang tersimpan sebagai ikatan atom dalam molekul premium dilepas pada waktu terjadi pembakaran dalam silinder. Energi panas hasil pembakaran ditransfer untuk mendorong torak atau piston pada silinder sehingga piston bergerak dan terjadi transformasi energi panas menjadi energi kinetik dan dikonversi menjadi energi mekanik yang menghasilkan usaha kerja. Usaha kerja ini merupakan hasil kemampuan dari sistem yang berguna bagi kepentingan manusia untuk transportasi. Macam-macam energi diantaranya terdiri dari energi termal, energi mekanik, energi listrik, energi kimia dan energi nuklir. Bioetanol sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat, menggunakan bantuan mikroorganisme dan proses pembuatan mengalami tiga tahapan yaitu penyediaan bahan baku, proses fermentasi dan pemurnian. Kebutuhan komoditas bahan baku pembuatan etanol seperti tebu, singkong dan sagu diperkirakan meningkat dimasa mendatang untuk pembuatan etanol pencampur bahan bakar minyak. Biogas juga sebagai sumber energi baru terbarukan yang bersih diproduksi dari kotoran hewan/ manusia yang dicampur dengan air kemudian diaduk dan dimasukkan pada digester untuk menghasilkan gas bio. 2. Sumber Daya yang Dibutuhkan. Sumber daya pada usaha produk rekayasa bidang konversi energi, meliputi a man, b money, c material, d mechine, e method dan f market sebagai sumber usaha konversi energi. Kreativitas manusia sebagai sumber daya ekonomi yang memiliki nilai dan manfaat yang tinggi untuk peningkatan perekonomian Indonesia. Industri kreatif merupakan salah satu solusi dalam pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan daya cipta dan kreasi seseorang. Perkembangan industri kreatif dapat membawa arena baru untuk terus meningkatkan kreativitas dan inovasi bagi sumber daya manusia yang ada. Kemandirian dalam menggali ide, memilih potensi produk yang dapat bersaing baik di tingkat lokal maupun global dan meningkatkan keanekaragaman produk yang memiliki nilai dan daya saing tinggi dalam memenuhi kebutuhan menjadi komponen yang penting untuk terus diupayakan. 3. Perencanaan Administrasi Usaha. Proses produksi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berupa bahan baku, tenaga kerja, peralatan, dan dana untuk mencapai kebermanfaatan bagi kebutuhan manusia. Perencanaan administrasi juga sebagai bagian yang utama untuk keberlangsungan dan kemajuan sebuah usaha. Sistem administrasi yang teratur menjadi alat untuk menganalisa kinerja usaha, penataan dan pembukuan yang baik. a. Menentukan jenis dan kualitas produk. Langkah awal dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk atau komoditi apa yang akan diusahakan, misalnya produk dari hasil pembangkitan listrik sederhana hasil dari konversi energi dari sumber energi baru terbarukan yang berupa sinar surya, air, angin, panas bumi, dan lain-lain, dengan harapan produk tersebut dapat dipasarkan, serta hasilnya memberikan keuntungan, juga dapat berlangsung dalam jangka panjang. Perencanaan produk ini bukan hanya merencanakan produksi, tetapi juga prosesproses yang memungkinkan produk tersebut terwujud, yakni 1 produk yang akan dihasilkan harus yang memungkinkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, 2 produk yang dihasilkan berupa energi listrik yang diperoleh dari sumber energi baru terbarukan, 3 persyaratan produk yang akan dihasilkan harus sesuai dengan mutu produk yang dinginkan konsumen pengguna produk tersebut. b. Standar Proses Produksi. Pengendalian kualitas merupakan usaha mempertahankan dan memperbaiki kualitas produk. Pengendalian kualitas bertujuan agar hasil atau produk sesuai dengan spesifkasi yang telah direncanakan memuaskan konsumen. Pengendalian kualitas dapat dilakukan dalam 4 empat langkah, yaitu 1 menentukan standar kualitas produk. 2 menilai kesesuaian produk dengan standar. 3 mengadakan tindakan koreksi. 4 merencanakan perbaikan secara terus menerus untuk menilai standar yang telah ditetapkan. Pengendalian kualitas pada dasarnya adalah suatu kegiatan terpadu, yaitu 1 Bagian pemasaran. Mengadakan penilaian-penilaian tingkat kualitas yang dikehendaki oleh para konsumen, 2 Bagian perencanaan. Merencanakan model produk sesuai dengan spesifkasi yang disampaikan oleh bagian pemasaran, 3 Bagian pembelian bahan. Memilih bahan sesuai dengan spesifkasi yang diminta oleh bagian perencanaan, bagian produksi, memilih peralatan yang digunakan dan melakukan proses produksi sesuai dengan spesifkasi yang ditentukan. c. Administrasi. Sistem administrasi sebuah usaha mencakup pembelian bahan, proses produksi, pemasaran, penjualan, distribusi, penerimaan dan pengeluaran uang. 4. Kebutuhan Pasar terhadap Produk Bidang Konversi Energi. Produk rekayasa bidang konversi energi sebagai bagian dari jutaan produk yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan untuk mencapai efektivitas memperlancar kegiatan dan kenyamanan penggunanya. Industri kreatif dengan memperhatikan kearifan lokal dan mengkreasi potensi lokal yang memiliki nilainilai kultural, dikembangkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah dan kekuatan ekonomi baru. Produk bidang konversi energi masih sangat potensial untuk terus digali menjadi karya nyata dan karya yang telah berhasil dibuat dengan memperhatikan persyaratan yang dibutuhkan dapat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. ELaporan Kegiatan Pembuatan Produk Bidang Konversi Energi Laporan kegiatan. E laporan kegiatan pembuatan produk bidang konversi. School KCA University; Course Title FINANCE KCA/2104; Uploaded By randadarkangel. Pages 135 This preview shows page 132 - 135 out of 135 pages. 0% found this document useful 0 votes87 views11 pagesOriginal TitleBab II Wirausaha Rekayasa Konversi © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes87 views11 pagesBab II Wirausaha Rekayasa Konversi EnergiOriginal TitleBab II Wirausaha Rekayasa Konversi to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Agardapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha laporan labarugi memuat secara terinci mengenai pendapatan dan biaya. Semester 2 PETA MATERI WIRAUSAHA PRODUK REKAYASA BIDANG KONVERSI ENERGI A. Prakarya dan Kewirausahaan 73 REKAYASA 74 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 1 PETA MATERI WIRAUSAHA PRODUK REKAYASA SISTEM TEKNIK A. KEBERHASILAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin meningkat. Pemerintah terus mendukung pembangunan kawasan industri untuk dapat meningkatan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2014, p. 3. Kawasan Industri dalam definisi tersebut merupakan tempat berlangsungnya kegiatan industri yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Tujuan pembangunan kawasan industri secara tegas dapat disimak di dalam Keppers Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri pada pasal 2 yang menyatakan pembangunan kawasn industri bertujuan untuk, a Mempercepat pertumbuhan industri di daerah, b Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, c Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri dan d Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Sektor industri memiliki peran strategis dan penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan, selain itu sektor industri saat ini memiliki tantangan berupa benturan aktivitas industri dengan dampak yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan kaitannya dengan proses pembangunan berkelanjutan. Seperti contoh terjadinya konflik antara masyarakat sekitar dengan industri tersebut yang berkaitan dengan kesenjangan kesejahteraan serta potensi pemcemaran lingkungan baik cair, gas/udara, padatan akibat Figures - uploaded by Murni MurniAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Murni MurniContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Penerapan Rekayasa Lingkungan di PT. Unilever Indonesia yang Berkelanjutan Oleh Murni 196000100111018 Mata Kuliah Rekayasa Lingkungan, Dosen Prof. Amin Setyo Leksono, BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin meningkat. Pemerintah terus mendukung pembangunan kawasan industri untuk dapat meningkatan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2014, p. 3. Kawasan Industri dalam definisi tersebut merupakan tempat berlangsungnya kegiatan industri yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Tujuan pembangunan kawasan industri secara tegas dapat disimak di dalam Keppers Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri pada pasal 2 yang menyatakan pembangunan kawasn industri bertujuan untuk, a Mempercepat pertumbuhan industri di daerah, b Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, c Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri dan d Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Sektor industri memiliki peran strategis dan penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan, selain itu sektor industri saat ini memiliki tantangan berupa benturan aktivitas industri dengan dampak yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan kaitannya dengan proses pembangunan berkelanjutan. Seperti contoh terjadinya konflik antara masyarakat sekitar dengan industri tersebut yang berkaitan dengan kesenjangan kesejahteraan serta potensi pemcemaran lingkungan baik cair, gas/udara, padatan akibat aktifitas industri. Untuk mengurangi dampak industri tersebut, dibutuhkan komitmen semua pihak yang terlibat dengan kegiatan industri untuk menjaga kelestarian lingkungan Dr. Ir. Fatah Sulaiman, 2016 Salah satu dampak dari aktivitas industri tersebut adalah limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Limbah tersebut tidak hanya dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan, tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply chain, dimana supply chain tersebut mencakup proses dari hulu ke hilir yaitu proses untuk mendapatkan bahan mentah hingga pendistribusiannya ke konsumen. Supply Chain Management SCM yang berorientasi terhadap lingkungan disebut Green Supply Chain Management GSCM. Limbah dan emisi yang dihasilkan dari aktivitas supply chain merupakan sumber utama masalah pencemaran lingkungan diantaranya pemanasan global dan hujan asam Jacqueline 1995. Strategi yang dapat dilakukan dalam pengelolaan industri adalah dengan penerapan Eco Industrial Park EIP yaitu pengembangan kawasan industri hijau green industrial park dengan membangun sistem penanganan limbah secara terpadu dengan menggunakan teknologi Dr. Ir. Fatah Sulaiman, 2016. Penggunaan teknologi diharapkkan dapat menangani, mengolah dan memanfaatkan limbah yang dihasilkan industri agar tidak merusak lingkungan. Selain itu dalam pengelolaan industri juga harus memperhatikan teknik pengelolaan yang sinergi dengan limbah yang dihasilkan. Para pelaku usaha harus proaktif melakukan pengelolaan limbah tidak hanya setelah limbah terbentuk, tetapi sejak awal pengelolaannya diupayakan sedemikian rupa mulai dari bahan baku sampai akhir pemakaian produk agar limbah yang dihasilkan seminimal mungkin. Perencanaan untuk pengelolaan limbah industri tentu sudah menjadi kewajiban dan menjadi syarat untuk mendapatkan perizinan pembangunan industri, hal ini di atur dalam Peraturan Pemerintah Tahun 2009 tentang Kawasan Industri. Untuk itu, perusahaan mencoba melakukan beberapa teknik pengelolaan untuk menangani limbah yang dihasilkan dari setiap kegiatan industri mulai dari pra produksi sampai pasca produk atau yang disebut sebagai Rekayasa Lingkungan. Menurut Sumarno, rekayasa lingkungan adalah upaya sadar manusia untuk merekayasa hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan disamping membuat perangkat undang-undang mengenai lingkungan hidup. Aktifitas yang dilakukan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu usaha rekayasa pencemaran atmosfir udara, usaha rekayasa pencemaran hidrosfir air dan usaha rekayasa pencemaran litosfir tanah. Pada pembahasan ini penulis ingin menggambarkan bagaimana penanganan dan pengelolaan limbah yang terdapat di area industri PT. Unilever Indonesia dengan aktivitas rekayasa lingkungan Sumarno, 1997. Ruang Lingkup Pada pembahasan ini terfokus pada 1. Sistem pengelolaan limbah yang ada di PT. Unilever Indonesia 2. Pengelolaan limbah yang ada di PT. Unilever Indonesia dengan menggunakan teknologi dan non teknologi BAB II PEMBAHASAN Profil Perusahaan Unilever Indonesia merupakan perusahaan mutinasional yang berpusat di Belanda yang telah memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan perawatan tubuh yang hampir digunakan masyarakat dunia. Sejak tahun 1933 Unilever Indonesia terus tumbuh secara positif didorong oleh berbagai upaya transformasi berkesinambungan, baik melalui inovasi yang diluncurkan, maupun melalui upaya digitalisasi dalam beberapa aspek operasional bisnis yang kami miliki. Unilever Indonesia juga terus meningkatkan kapabilitas secara berkelanjutan. Menurut Unilever keberlanjutan merupakan inti usaha adanya industri. Upaya transformasi yang dilakukan selalu dilandasi oleh nilai-nilai keberlanjutan. Melalui Unilever Sustainable Living Plan USLP Unilever tidak berhenti memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup jutaan orang di Indonesia. Semua ini sejalan dengan tujuan USLP yaitu meningkatkan kesehatan, mengurangi jejak lingkungan, dan meningkatkan penghidupan manusia. Selain itu pertumbuhan yang berkelanjutan adalah satu-satunya model yang dapat diterima oleh dunia PT Unilever Indonesia, 2018. Pencapaian keberlanjutan diukur terhadap tiga pilar utama USLP. Inisiatif untuk terus meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, mengurangi jejak lingkungan dan meningkatkan mata pencaharian berada pada jalur yang benar dan berjalan dengan sukses. Sebagian besar kegiatan telah ditingkatkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, Unilever Indonesia mencatat pertumbuhan laba 30,1% dibandingkan tahun sebelumnya PT Unilever Indonesia, 2018. Pertumbuhan ini juga disebabkan oleh lingkungan ekonomi, sosial dan politik di Indonesia. Untuk itu, penggunaan teknologi merupakan hal yang penting dalam penanganan dan pengelolaan untuk mengurangi jejak lingkungan yang dihasilkan oleh Unilever. Sistem pengelolaan limbah PT. Unilever Indonesia Dampak dari kegiatan industri pada dasarnya adalah limbah yang dihasilkan dari setiap proses yang berjalan sampai hasil atau produk dari Unilever. efisiensi dalam produksi dampak lingkungan Unilever terbagi atas dampak yang berasal dari luar dan dari dalam. Dampak dari luar seperti penggunaan sumberdaya dan energi, sedangkan dampak dari dalam seperti limbah cair dan sampah. Oleh karena itu, Unilever menerapkan Sistem Pengelolaan Lingkungan atau Environmen Management System EMS berdasarkan ISO 14001. Elemen penting dari EMS Unilever adalah menetapkan dan meninjau sasaran berdasarkan indikator kinerja utama. Setiap tahun Unilever mengumpulkan data dari pabrik-pabrik berupa pengukuran kinerja lingkungan yang penting berupa Laporan Keberlanjutan PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pembahasan ini, penulis akan membahas hasil dari laporan keberlanjutan Unilever di tahun 2018 dengan judul laporan “Transformasi untuk masa depan berkelanjutan. Laporan ini merupakan laporan yang menunjukan adanya keseriusan Unilever dalam memperbaiki sistem pengelolaan limbah dan evaluasi produk yang menganut atau mencoba menerapkan industri yang medukung Susitainable Development Goal’s atau tujuan pembangunan berkelanjutan PT Unilever Indonesia, 2018. Uniever memiliki tiga sasaran besar dalam menjalankan industrinya, yaitu 1. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan untuk lebih dari 1 Miliar orang Pada tahun 2020, Unilever akan membantu lebih dari satu miliar orang diseluruh dunia untuk mengambil tindakan guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan tindakan keseharan dan kebersihan dan kegiatan meningkatkan nutrisi. 2. Mengurangi dampak terhadap lingkungan hingga separuhnya Pada tahun 2030, Unilever menargetkan untuk mengurangi jejak lingkungan yang dihasilkan dari pembuatan dan penggunaan produk kami hingga separuhnya dengan tetap mengembangkan bisnis. Fokus target ini mengenai Gas rumah kaca, penggunaan air, limbah dan kemasan dan pembelia bahan baku yang berkelanjutan. 3. Meningkatkan penghidupan untuk jutaan orang Pada tahun 2020, Unilever akan terus mencoba untuk meningkatkn penghidupan jutaan orang diseluruh dunia sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya. Dengan mempertimbangkan keadilan di tempat kerja, peluang bagi perempuan dan bisnis inklusif. Tiga sasaran besar tersebut adalah sebagai bentuk tindakan yang berdasarkan pada tujuan pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nation. Proses yang dilakukan Unilever dari produksi sampai pascaproduksi dapat digambarkan pada gambar dibawah ini Gambar A Summary of the Packaging Life Cycle Pada gambar diatas digambarkan proses dari produksi sampai penggunaan kepada konsumen. Selanjutnya untuk proses yang dilakukan setelah penggunaan sudah digambarkan jelas bahwa hasil dari penggunaan tersebut akan dilakukan proses pengelolaan seperti landfill, reuse or return, recycle dan compost untuk bahan yang biodegradable seerti plastik dan kertas. Dalam ekstraksi bahan baku akan dilakukan composting, dalam proses packaging akan di lakukan recycle dengan menjadikan produk yang gagal untuk diolah kembali, selanjutnya dalam proses yang dilakukan retail akan dilakukan reuse atau return jika terdapat produk yang sudah expired dan setelah pembuangan akan dilakukan penyelesaian dengan metode landfil pemusnahan PT Unilever Indonesia, 2018. Upaya Unilever dalam mengurangi limbah sudah dimulai serius dilakukan pada tahun 2003 misal dalam hal penggunaan energi dan air, Unilever menyatakan bahwa sejak 2003, pabrik Unilever telah menerapkan berbagai program untuk mengurangi konsumsi energi. Program ini telah mengurangi jumlah penggunaan energi pabrik sebanyak 37% dibandingkan 2005. Sejak 2005, pabrik Rungkut telah berhasil mengurangi kebutuhan air dan mengurangi pembuangan air limbah dari proses produksinya melalui pemasangan unit pengolah air limbah reverse osmosis. Teknologi ini menyediakan pengolahan air limbah canggih yang memungkinkan pemanfaatan air buangan hasil daur ulang untuk boiler dan menara pendingin. Sementara itu, limbah domestik dari toilet dan aktivitas pencucian masih dikirimkan langsung ke saluran limbah milik kawasan industri Ninita, 2016. Selanjutnya untuk penanganan Limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 yang telah dilakukan yaitu bahwa limbah B3 ini disimpan dalam ruang penyimpan khusus, sebelum dibuang ke PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri PPLI, sebuah perusahaan pembuangan limbah B3 yang memenuhi standar lingkungan Indonesia dan internasional. Limbah padat dari kegiatan pencucian reaktor dipandang sebagai limbah B3 dan karena itu dikirim ke PPLI untuk pengolahan yang baik dan benar. Sedangkan untuk limbah yang tidak berbahaya Unilever bekerja sama dengan Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia AIDUPI, kami memanfaatkan kemasan yang tidak terpakai atau bahan plastik lainnya untuk membuat produk plastik seperti ember atau keset. Limbah lain seperti drum kosong dan palet juga dikirimkan ke mitra untuk dipakai lagi atau didaur ulang Novrian, 2020 Selain itu, Unilever berupaya mengurangi jumlah limbah tidak berbahaya yang dihasilkan pabriknya yang mencakup limbah domestik, serta produk dan kemasan yang tidak layak jual/pakai. Unilever berupaya memanfaatkan kembali atau mendaur ulang limbah tersebut. Limbah yang tidak dapat dipakai atau didaur ulang lagi akan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Kini, lebih dari ton/tahun limbah pabriknya dipakai lagi atau didaur ulang oleh pihak ketiga. Bekerja sama dengan Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia AIDUPI, mereka memanfaatkan kemasan yang tidak terpakai atau bahan plastik lainnya untuk membuat produk plastik seperti ember atau keset. Limbah lain seperti drum kosong dan palet juga dikirimkan ke mitra untuk dipakai lagi atau didaur ulang. Dengan demikian, jumlah limbah yang didaur ulang terus meningkat sejak 2004 Ninita, 2016. Unilever juga berhasil mengurangi jumlah limbah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir melalui cara inovatif untuk membuang lumpur dari instalasi pengolahan air limbah. Jumlah lumpur yang dihasilkan mencapai 5 ton per hari. Pada 2006, pihak Unilever telah menandatangani nota kesepahaman dengan produsen semen PT Holcim untuk mengolah lumpur air limbah sebagai bahan baku di pabrik mereka. Sejak pendatanganan itu, Unilever tidak lagi mengirim lumpur apa pun ke tempat pembuangan akhir Ninita, 2016. Dari sistem pengelolaan limbah yang dilakukan Unilever, dapat disimpulkan bahwa upaya dalam penanganan limbah industri sepenuhnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh Unilever, oleh karena itu Unilever memerlukan pihak ketiga dalam mengatasi limbah yang dihasilkan dengan bekerjasama dengan PPLI dan AIDUPI bahkan perusahaan yang tidak berkseinambungan dengan pengolahan limbah seperti PT Holcim. Upaya lainnya terus dikembangkan Unilever dengan menggunakan teknologi yang terbarukan agar hasil dari pengelolaan ini terus optimal dan efisien. Pengelolaan limbah yang ada di PT. Unilever Indonesia dengan menggunakan teknologi dan non teknologi Indonesia dalam mengatur industri nasional perlu melakukan pengelolaan limbah dengan baik agar bisa menerapkan konsep ramah lingkungan. Kebijakan dalam pengeloaan limbah diatur dalam beberapa undang-undang diantarnaya 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 4. Keputusan Menteri Kesehatan No 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Prasayarat Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Dsb Dalam melakukan pengelolaan limbah dibutuhkan pemanfaatan teknologi, saat ini teknologi menjadi salah satu hal yang wajib dimiliki setiap industri. Teknologi pengelolaan limbah industri harus berfokus pada pemanfaatan kembali llimbah yang digunakan di industri sekitarnya. Teknologi tepat guna diperlukan untuk mengelola sampah yang dihasilkan industri, sehingga penerapan Zero Waste dapat terus digalakkan. Di tahun 2018, unilever mengadosi pendekataan Circular Economy yaitu konsep yang akan mengubah barang pada akhir masa kerjanya menjadi sumber daya bagi orang lain, menutup lingkaran dalam ekosistem industri, meminimalkan limbah dan mengikuti metode berkelanjutan Valavanidis, 2018. Melalui pendekatan ini unilever dapat mengelola semua bahan dan limbah pada setiap tahap siklus bisnisnya secara bertanggung jawab. Semua limbah harus digunakan kembali atau didaur ulang sehingga tidak ada pembuangan ke lingkungan. Unilever berfokus pada tiga pilar pengelolaan lingkungan yaitu limbah, air dan energi. Teknologi CreaSolv Pada tahun 2017, Teknologi CreaSolv telah beroperasi untuk mendaur ulang limbah plastik fleksibel menjadi bahan baku. CreaSolv merupakan pelopor teknologi daur ulang limbah kemasan fleksibel, pasca penggunaan konsumen. CreaSolv dianggap sebagai solusi paling efisien dalam pengelolaan limbah sachet yang berlokasi di sidoarjo, Jawa Timur. Pada akhir tahun 2018, lebih dari tiga ton sampah plastik dikumpulkan setiap hari untuk diproses oleh CreaSolv. Proses yang dilalui adalah sebagai berikut Gambar Proses Teknologi CreaSolv Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga tahap proses dala teknologi CreaSolv yaitu The Fraunhofer IVV, 2020 1. Melarutkan Plastik atau polimer diekstraksi dari limbah kemasan fleksibel menggunakan cairan dan pelarut khusus untuk dikonversi menjadi larutan polimer. 2. Memurnikan Larutan polimer disaring, dimurnikan dan dipindahkan ke ruang pengeringan. Residunya dipisahkan dan diolah. 3. Mengeringkan Bahan lain diuapkan dari larutan polimer. Polimer plastik „murni‟ dikumpulkan dan diolah menjadi pelet plastik polimer. Pelet ini digunakan sebagai bahan baku untuk kemasan sachet baru. Teknologi CreaSolv diakui memiliki potensi mengurangi dampak CO2 yang dihasilkan oleh setiap ton per tahun di tiap unit operasinya atau setara dengan ton plastik fleksibel. Dalam konsep ekonomi sirkular, sampah kemasan plastik akan terus didaur ulang menjadi kemasan lagi sehingga tidak berakhir menjadi tumpukan sampah di alam. Unilever menargetkan, 100 persen kemasan plastik produknya akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau dapat terurai menjadi kompos pada 2025. Perusahaan juga menargetkan minimal 25 persen dari plastik yang digunakan Unilever terbuat dari plastik daur ulang Dwianto, 2019. Sebagaimana diamanatkan oleh Unilever Global Pusat Unilever, Unilever Indonesia memfokuskan untuk meminimalisir dampak pada limbah industri pada tujuh parameter lingkungan utama yaitu 1. Emisi Karbon Dioksida CO₂ untuk laporan gas rumah kaca, 2. Chemical Oxygen Demand COD 3. Konsumsi energi 4. Emisi Sox 5. Limbah Beracun Berbahaya 6. Limbah tidak Beracun dan Berbahaya, dan 7. Konsumsi Air Upaya yang sedang dikembangkan pihak Unilever Indonesia terbaru adalah pengadaan Refill Station yang bertujuan untuk pengisian ulang produk Unilever seperti brand Rinso, Molto, Sunlight, Superpell, Lifebuoy, Clear, Dove, Sunsilk, TRESemmé, Love Beauty and Planet, dan Bango. Pada tanggal 25 Februari 2020, Unilever telah menghadirkan Refill Station pertama di Bintaro, Tanggerang. kehadiran Refill Station ini merupakan salah satu contoh penerapan konsep ekonomi sirkular circular economy yang selama ini dijalankan oleh Unilever Indonesia, yakni mengedepankan pentingnya unsur penggunaan kembali dan daur ulang, serta mereduksi penggunaan plastik Unilever Indonesia, 2020. Upaya Unilever tersebut bertujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia wujudkan Indonesia Bebas Polusi Plastik pada Tahun 2004, serta diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif model bisnis baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kehadiran Refill Station ini, sebagai bentuk nyata dari komitmen perseroan untuk menjalankan SDGs dan menjadi bagian dari solusi atas permasalahan sampah plastik. Berikut bentuk dari Refill Station yang ada di Saruga Package-free Shopping Store, Bintaro Unilever Indonesia, 2020 Gambar Refill Station Produk Unilever Indonesia Pemanfaatan Energi menggunakan Biomassa Upaya yang telah dilakukan Unilever untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca GRK sudah cukup banyak seperti, Pemasangan Panel Surya yang terpasang di pabrik maupun di kantor. Pemanas surya juga telah dipasang untuk memasok air panas ke proses produksi. Di Pabrik area Rungkut, pemasangan panel surya dapat menghemat energi 6,7 GJ per hari. Bentuk upaya lain untuk mengurangi konsumensi energi termasuk 1. Pemasangan motor efisiensi tinggi di jalur pengemasan 2. Pemasangan pemanas beban otomatis 3. Pengurangan kebocoran udara terkompresi dan peningkatan kinerja kompresor udara 4. Peningkatan kinerja HVAC 5. Pemasangan blowdown otomatis dan kontrol TDS untuk boiler 6. Pemasangan inverter untuk pompa transfer 7. Pemasangan Ozone treatment 8. Penggantian steam trap Berikut ini pencapaian penurunan energi yang dihasilkan sejak tahun 2008 menurut laporan kinerja lingkungan tahunan Grafik Penurunan Energi dan Emisi CO2 Unilever Indonesia tahun 2008- 2018 Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Pengurangan konsumsi energi memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi emisi GRK. Ini menunjukkan bahwa intensitas energi dan emisi CO2 telah menurun secara konsisten sejak 2008. Selain itu, karena harga energi dari gas alam terus meningkat, pada tahun 2017 energi berbiaya rendah termasuk batubara, biomassa, berbasis kayu dan etanol telah dilakukan penilaian. Sejalan dengan program Unilever USLP, cangkang inti sawit dipilih untuk pemanfaatan biomassa karena alasan berikut ini 1. Ketersediaan teknologi terbaru untuk biomassa di pabrik Unilever lain di seluruh dunia 2. Ketersediaan dan kontinuitas bahan baku cangkang sawit di Indonesia, khususnya dari Sumatera dan Kalimantan. 3. Hanya membutuhkan area kecil 4. Harga tetap bahan baku selama 5 tahun, memastikan pasokan ketika inflasi meningkat. Pemanfaatan biomassa adalah pemanfaatan dari bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan Arhamsyah, 2010. Biomassa adalah satu-satunya sumber karbon yang mengandung energi alami lainnya yang jumlahnya cukup besar untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil Sharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar, 2015. Pemanfaatan energi biomassa terbukti telah memberikan penghematan energi dan nol emisi CO2 dengan mengurangi tagihan energi sebesar 40%. Penerapan teknologi konversi biomaasa yang dilakukan unilever adalah Gasfikasi. Gasifikasi adalah suatu proses konversi untuk merubah material baik cair maupun gas dengan menggunakan temperatur tinggi Rohman, 2009. Proses gasifikasi menghasilkan produk bahan bakar cair yang bersih dan efisien dari pada pembakaran secara langsung, yaitu hidrogen dan karbon monoksida. Gas hasil dapat di bakar secara langsung pada internal combustion engine atau reaktor pembakaran. Melalui proses Fische-Tropsch gas hasil gasifikasi dapat di ekstrak menjadi methanol Pambudi, 2008 Arhamsyah, 2010. Gambar Proses Gasfikasi Biomassa Berdasarkan gambar diatas, berikut ini adalah proses gasfikasi biomassa Ruaha Energy, 2016 1. Fuel In Feed Limbah kayu, tanaman, atau biomassa lainnya dimuat ke dalam nampan bahan bakar dan dikirim ke nampan pengukur di dekat gasifier. 2. Gasifier Bahan bakar diproses secara bertahap termasuk pengeringan, pirolisis, dan gasifikasi. Biomassa diubah menjadi “synthetic gas” yang dapat digunakan untuk menggantikan energi yang dihasilkan oleh gas alam. 3. Oxidizer Syngas dikirim ke oksidator di mana ia dibakar dengan gas buang yang dihasilkan diarahkan melalui boiler. 4. Boiler Boiler menghasilkan air panas, uap, minyak panas, atau udara panas tergantung pada persyaratan sistem. Dalam sistem tertentu, turbin tekanan balik dapat ditambahkan untuk menghasilkan listrik. 5. ESP / electrostatic precipitator Setelah keluar dari boiler, gas buang dibersihkan dalam precipitator elektrostatik untuk menghilangkan hingga 98% dari partikel. Menurut Sulaiman 2009 gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah dari hasil kayu. Kelebihan gasifikasi adalah gas lebih mudah dinyalakan, menimbulkan emisi lebih sedikit, nyala lebih mudah dikontrol dan untuk kebutuhan panas dan power/tenaga Pang,2008 Arhamsyah, 2010. Rekayasa dalam penggunaan air Program dalam memanfaatkan penggunaan air yaitu glycerine carry over yang berada di pabrik produksi Rungkut. Program ini mengurangi 100 kg organik dalam bentuk Chemical Oxygen Demand COD pada tahun 2018. COD merupakan salah satu indikator pencemaran air secara kimia Lumaela, 2013. COD adalah jumlah oksigen total yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, dan lebih banyak digunakan sebagai parameter untuk mengetahui banyaknya bahan organik dalam suatu sistem. Jika nilai COD tinggi maka dapat diidentifikasikan kinerja mikroorganisme pengurai di dalam sistem belum efektif Susanthi, 2018. Sejak tahun 2016, Unilever telah berhasil mengurangi 700 kg COD sehingga dapat mengurangi beban polusi air. Dan telah menghemat Rp 54 Juta/ tahun untuk biaya pengolahan air limbah berikut grafiknya Gambar Penggunaan Ai di Unilever Indonesia 208-2018 Gambar Penurunan COD di Unilever 2008-2018 Selain itu, upaya berikut juga dilakukan untuk mengurangi konsumsi air dalam produksi PT Unilever Indonesia, 2018 1. Penggunaan kembali air dari proses clean-in-place CIP, 2. Peningkatan Ph pada instalasi pengolahan air limbah 3. Peningkatan gliserin mentah dan penurunan carry over 4. Perubahan rencana pemrosesan 5. Pengendalian blowdown secara otomatis dan Total Dissolved Solids TDS untuk boiler 6. Ozone treatment untuk menghilangkan lumpur limbah industri Pengurangan pada Limbah B3 dan Non B3 Unilever Indonesia dalam mengelola limbah berbahaya dan tidak berbahaya menggunakan pendekatan full life cycle atau pendekatannya adalah mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan menghilangkan. Berikut ini upaya dalam penurunan limbah B3 dan Non B3 PT Unilever Indonesia, 2018 1. Penurunan Limbah B3 a. Pergantian bahan kimia pengolahan air limbah b. Mendaur ulang limbah laboratorium c. Optimalisasi beltpress untuk mengurangi kadar air lumpur d. CT sludge natural drying untuk pegeringan lumpur alami e. Mengurangi glycerine carry over f. Penggunaan minyak pelumas sesuai umurnya g. Optimalisasi sudut scrapper untuk mengurangi limbah h. Mengolah kembali pasta gigi, debu sabun halus dan sabun 2. Penurunan Limbah Non B3 a. Mengembalikan kemasan ke pemasok b. Memisahkan limbah dengan cara yang lebih konsisten untuk mengoptimalkan pemanfaatannya c. Meningkatkan kerja sama dengan pemasok untuk mengurangi limbah menggunakan pendekatan pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang d. Mendaur ulang sampah kebun dan pekarangan menjadi kompos e. Zero waste canteen. Unilever membuat perjanjian dengan penyedia kantin untuk mengimplementasikan program zero to landfill Grafik Total Limbah yang dihasilkan Unilever Indonesia Grafik Total Limbah Daur Ulang Unilever Indonesia Berdasarkan grafik diatas terdapat penurunan total limbah yang signifikan dari tahun 2010 sebesar 39,40 kg/ton sampai pada tahun 2018 penurunan sebesar 26,05 kg/ton. Penurunan sebesar 13,35 kg/ton merupakan hasil yang cukup baik bagi perusahaan besar seperti Unilever. Upaya terus dilakukan dalam mengurangi limbah tersebut, namun untuk menghilangkan adanya limbah B3 atau pun Non B3 untuk saat ini masih sulit diterapkan khusunya industri yang menggunakan bahan kimiawi dalam produksinya. Limbah daur ulang saat ini juga menjadi salah satu tujuan untuk memnimalisir limbah yang dihasilkan, salah satu contoh kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat adalah program Bank Sampah yang bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup KLHK. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat bank sampah di Indonesia, bank sampah diantaranya didukung oleh Unilever. Ini menunjukkan tingkat kepedulian kami terhadap pengembangan bank sampah di Indonesia. Program bank sampah bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk secara mandiri mengumpulkan, memisahkan, dan mendaur ulang sampah dan mengubahnya menjadi tabungan PT Unilever Indonesia, 2018. Pada tahun 2018, Unilever mencoba memulai pendekatan baru dengan melibatkan sekolah untuk secara aktif berpartisipasi dalam mendirikan bank sampah. Para guru dan siswa sekolah didorong untuk menjadi anggota bank sampah. Pendekatan ini menghasilkan pertumbuhan anggota bank sampah yang signifikan 24,76%. Sepanjang tahun ini, Unilever juga telah mengimplementasikan program ini di lebih banyak kota dengan menjangkau 37 kota di 12 provinsi di seluruh Indonesia PT Unilever Indonesia, 2018. Program ini dinilai cukup efektif untuk membantu Unilever dalam menggunakan Teknologi CreaSolv. Karena salah satu masalah pengolahan sampah plastik adalah kesadaran masyarakat dalam memisahkan sampah organik dan non organik, sehingga bank sampah ini di harapkan dapat membantu mengumpulkan sampah yang dihaslkan Unilever untuk dilakukan pengolahannya. BAB III KESIMPULAN Pada era globalisasi ini semakin banyak industri yang bermunculan. Industri tersebut disamping memenuhi segala kebutuhan hidup manusia juga memberikan dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan. Seiring dengan bertambahnya industri, tak sedikit pula yang mulai memperhatikan isu pencemaran lingkungan. Salah satu dampak dari aktivitas industri tersebut adalah limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Limbah tidak hanya dihasilkan dari aktivitas produksi perusahaan, tetapi juga dapat dihasilkan dari aktivitas supply chain, dimana supply chain tersebut mencakup proses dari hulu ke hilir yaitu proses untuk mendapatkan bahan mentah hingga pendistribusiannya ke konsumen. Limbah dan emisi yang dihasilkan dari aktivitas supply chain merupakan sumber utama masalah pencemaran lingkungan diantaranya pemanasan global dan hujan asam Bloemhof-Ruward,1995. PT Unilever Indonesia merupakan industri multinasional yang aktif dalam mengejar tujuan pembangunan berkelanjutan untuk pencapaian tahun 2030. Untuk itu berbagai inisiatif kegiatan dilakukan untuk dapat mengaplikasikan tujuan tersebut, salah satunya dengan berbagai rekayasa lingkungan untuk pengelolaan limbah di area industri. Dan dengan tujuan keberlanjutan ini, Unilever dapat mengubah cara bisnis menjadi Industri Hijau. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaann indstri Unilever Indonesia telah menerapkan pilar-pilar 1. Pilar 6, Air Bersih dan Kebersihan Kesehatan dan Kebersihan, Pemakaian Air 2. Pilar 7, Energi yang terjangkau dan Bersih Upaya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca GRK 3. Pilar 9, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur GRK, Pemakaian Air, Limbah dan Kemasan 4. Pilar 11, Kota dan Masyarakat yang Berkelanjutan Kesehatan dan Kebersihan, Limbah dan Kemasan 5. Pilar 12, Konsumsi dan Produk yang Bertanggung Jawab GRK, Pemakaian Air, Limbah dan Kemasan 6. Pilar 13, Aksi Iklim GRK, Pemakaian Air, Perolehan Bahan Baku yang Berkelanjutan 7. Pilar 14, Kehidupan dalam Air Limbah dan Kemasan 8. Pilar 15, Kehidupan di Darat Perolehan Bahan Baku yang Berkelanjutan, Bank Sampah dan Teknologi CreaSolv 9. Pilar 17, Kemitraan disetiap Tujuan Seluruh Pilar Unilever Sustainable Living Plan USLP Dari penerapan pilar-pilar diatas membuktikan bahwa Unilever bertanggunng jawab dengan memperdulikan kegiatan yang ada di lingkungan industri dengan menjalankan beberapa rekayasa lingkungan, yaitu dengan menggunakan teknik-teknik berupa teknologi dan non teknologi untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat dari kegiatan produksi sampai pada kegiatan konsumen. Dengan meningkatnya perkembangan teknologi, Unilever berharap dapat menemukan teknologi yang dapat mendorong industri ini menjadi Industri yang Suistainable and Zero Waste to Nature. Daftar Pustaka Arhamsyah. 2010. Pemanfaatan Biomassa Kayu Sebagai Sumber Energi Terbarukan. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan 42-48. Dr. Ir. Fatah Sulaiman, M. 2016. Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Berkelanjutan. Serang Untirta Press. Dwianto, M. D. 2019, Juli 31. Unilever Investasi Rp 156 Miliar Dirikan Pabrik Daur Ulang. R. Wulandhari, Interviewer Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. 2014. Perindustrian . Bandung Fokusmedia. Jacqueline P. v. 1995. Interactions Between Operational and Environmental Management. European Journal of Operational Research. 85 2 , 229-243. Lumaela, A. K. 2013. Pemodelan Chemical Oxygen Demand COD Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression . JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, Ninita. 2016. Sistem Pengolahan Limbah PT Unilever Indonesia. Universitas Gunadarma. Novrian, D. 2020, Februari 21. Pengelolaan Limbah di Unilever Cikarang. Murni, Interviewer PT Unilever Indonesia. 2018. Transformasi Untuk Masa Depan Berkelanjutan. Tanggerang PT Unilever Tbk. Sharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar. 2015. Biomass as Renewable Energy . International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology IARJSET , Susanthi, D. 2018. Evaluasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan IPAL Komunal di Kota Bogor . Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol 19 No 2, 233. The Fraunhofer IVV. 2020, Februari 23. Recycling plastics - The CreaSolv Process. Retrieved Februari 23, 2020, from The Fraunhofer IVV Valavanidis, A. 2018. Concept and Practice of the Circular Economy. Turning goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing waste . SCIENTIFIC REVIEWS . Lampiran Jurnal Internasional 1. Jacqueline P. v. 1995. Interactions Between Operational and Environmental Management. European Journal of Operational Research. 85 2 , 229-243 Abstract Economic growth is frequently considered to be in conflict with sustainable development and environmental quality. Therefore, a decision maker needs to know how to deal with the environmental issues that come around. This article aims to inform Operational Researchers of the possibilities of incorporating environmental issues when analyzing industrial supply chains and to inform environmental scientists more generally of the value of using OR models and techniques in environmental research. 2. Sharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar. 2015. Biomass as Renewable Energy . International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology IARJSET , Abstract This paper discusses biomass as a renewable energy source. The paper defines the resources as well as the ways biomass energy is converted into electricity, technologies involved in extracting power from biomass as well as the advantages and the disadvantages of using of biomass as a source of energy. The paper also reviews a few biomass projects in the INDIA, STATES OF IT and some other parts of world and discusses the future of biomass. 3. Valavanidis, A. 2018. Concept and Practice of the Circular Economy. Turning goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing waste . SCIENTIFIC REVIEWS. Abstract Circular Economy CE is a concept that would turn goods at the end of their service life into resources for others, closing loops in industrial ecosystems, minimizing waste and following sustainable methods. A report of the European Commission in 2014 estimated that with a Circular Economy type transitions in the EU countries can create 600 billion euros annual economic gains for the EU manufacturing sector. Even China after many years of rapid economic growth adopted the Circular Economy concept in the last two „Five Year Plans‟ drawn up by the Chinese government. China understands that is imperative to change course in the use of raw materials, energy sources and industrial processes which produce excessive waste. Circular Economy is connected with sustainable development. It is a system of resources utilization where reduction, reuse and recycling of materials prevails, cutting down waste to a minimum and with the use of biodegratable products recycle the rejected products back to the environment. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this of domestic wastewater treatment in Bogor City is by using communal WWTP Wastewater Treatment Plant system. The communal WWTP treats domestic wastewater with an anaerobic baffled reactor configuration ABR. This study aims to determine the effluent quality of communal WWTP so that it can be used as reference for related institutions in managing communal WWTP. The effluent from 3 communal WWTPs namely KSM Amanah, Rosella, and Cipendek Indah measured the content of TSS, COD, oil and grease, ammonia, and total coliform. The secondary data of effluent from 40 communal WWTP were obtained from Environment Agency of Bogor City. The result of the effluent analysis is compared with the Minister of Environment and Forestry Regulation No. on the Quality Standard of Domestic Wastewater. The study showed that the total coliform parameter did not meet the quality standard in 3 communal WWTP locations, COD exceeded the quality standard in KSM Rosella and Cipendek Indah, and TSS above the quality standard in KSM Cipendek Indah. The communal WWTP in Bogor city has not been effective in reducing the pollutant content in domestic wastewater especially BOD and total coliform. The communal WWTP management needs to be improved in order for better domestic waste, communal WWTP, effluent, quality standard, bogor cityABSTRAKSalah satu pengolahan air limbah domestik di Kota Bogor yaitu menggunakan sistem IPAL komunal. IPAL komunal mengolah air limbah domestik dengan konfigurasi anaerobic baffled reactor ABR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas efluen IPAL komunal di Kota Bogor sehingga dapat dijadikan acuan bagi instansi terkait dalam mengelola IPAL komunal. Efluen dari 3 IPAL komunal yaitu KSM Amanah, Rosella, dan Cipendek Indah diukur kandungan TSS, COD, minyak lemak, amonia, dan total coliform. Data sekunder efluen dari 40 IPAL komunal diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Hasil analisis efluen tersebut dibandingkan dengan baku mutu PermenLHK No. tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Penelitian menunjukkan bahwa parameter total coliform tidak memenuhi baku mutu di 3 lokasi IPAL komunal yang diteliti, COD melebihi baku mutu di KSM Rosella dan Cipendek Indah, serta TSS diatas baku mutu teridentifikasi di KSM Cipendek Indah. IPAL komunal di Kota Bogor belum efektif dalam menurunkan kandungan polutan dalam air limbah domestik terutama BOD dan total coliform. Pengelolaan IPAL komunal perlu ditingkatkan agar kualitas efluen yang dihasilkan lebih baik. Kata kunci limbah domestik, IPAL komunal, efluen, baku mutu, kota bogorEconomic growth is frequently considered to be in conflict with sustainable development and environmental quality. Therefore, a decision maker needs to know how to deal with the environmental issues that come around. This article aims to inform Operational Researchers of the possibilities of incorporating environmental issues when analyzing industrial supply chains and to inform environmental scientists more generally of the value of using OR models and techniques in environmental Pengelolaan Kawasan Industri BerkelanjutanDrIrM Fatah SulaimanDr. Ir. Fatah Sulaiman, M. 2016. Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Berkelanjutan. Serang Untirta Chemical Oxygen Demand COD Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted RegressionA K LumaelaLumaela, A. K. 2013. Pemodelan Chemical Oxygen Demand COD Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, Pengolahan Limbah PT Unilever IndonesiaNinitaNinita. 2016. Sistem Pengolahan Limbah PT Unilever Indonesia. Universitas Limbah di Unilever CikarangD NovrianNovrian, D. 2020, Februari 21. Pengelolaan Limbah di Unilever Cikarang. Murni, InterviewerBiomass as Renewable EnergySharukh KhanVivek PaliwalVijay Vikrant Vikram PandeyKumarSharukh Khan, Vivek Paliwal, Vikrant Vikram Pandey, Vijay Kumar. 2015. Biomass as Renewable Energy. International Advanced Research Journal in Science, Engineering and Technology IARJSET, plastics -The CreaSolv ProcessThe Fraunhofer IVV. 2020, Februari 23. Recycling plastics -The CreaSolv Process. Retrieved Februari 23, 2020, from The Fraunhofer IVV goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing wasteA ValavanidisValavanidis, A. 2018. Concept and Practice of the Circular Economy. Turning goods at the end of their service life into resources, closing loops in industrial ecosystems and minimizing waste. SCIENTIFIC REVIEWS.
Uploaded byrania sabhita 0% found this document useful 0 votes365 views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes365 views8 pagesLaporan Pembuatan Produk Rekayasa Bidang Konversi EnergiUploaded byrania sabhita Full descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.Buatlahlaporan arus kas dari usaha rekayasa konversi energi. 108 Semester 1. Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK. Tugas 7 (kelompok) Pembuatan Laporan Kegiata Usaha Rekayasa. Buatlah laporan kegiatan usaha rekayasa bidang sistem teknik dengan menggunakan format laporan pelaksanaan kegiatan usaha sebagai berikut : a. Bidang kegiatan usaha. 1) Jenis
Prakarya dan Kewirausahaan 87 4. Perencanaan Produksi Rekayasa Konversi Energi Menganalisis Peluang Usaha Barang yang akan dijual .................................................................................... Konsumen yang dituju ................................................................................... Analisis SWOT terhadap peluang ide bisnis yang ditetapkan KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN Buat laporan dan presentasikan hasil analisis sederhana peluang bisnis Tugas 4 Mandiri Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Desain alat pirolisis pembuatan arang briket 88 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 2 Pembakaran pembuatan arang pengarangan dengan menggunakan alat pirolisis. Pembuatan arang briket dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kepentingan kehiduapan sehari-hari. Proses pembakaran ini dapat digunakan barang bekas berupa drum yang didesain sedemikian rupa untuk proses pengarangan. 5. Alat dan Bahan yang Dibutuhkan Alat pendukung dalam pembuatan arang arang briket diantaranya a. Alat pirolisis drum pembakaran b. Alat penumbuk c. Ayakan d. Wadah pencampuran kanji e. Pencetak arang briket f. Alas pengeringan Bahan pendukung pembuatan arang arang briket diantaranya a. Tepung kanji b. Air c. Limbah pertanian yang berupa kulit kakao, kulit durian, kayu bakar, tempurung, limbah tandan sawit, sekam, limbah industri furniture Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Aneka limbah pertanian Prakarya dan Kewirausahaan 89 6. Proses Produksi Rekayasa Konversi Energi a. Pembuatan Arang Arang Briket Konversi energi dapat dilakukan melalui konversi dari limbah pertanian sebagai bahan baku untuk dibuat arang briket. Arang arang briket sebagai salah satu energi terbarukan di proses melalui proses pembakaran arang yang disebut dengan proses pirolisis. Proses pengarangan briket dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti pada diagram alur seperti pada pada gambar 1 Penyediaan Bahan Baku Bahan untuk pembuatan arang briket, misal tempurung kelapa, kayu bakar, kulit durian, sekam, kulit kakao atau bahan lain yang berasal dari sampah organik banyak tersedia di lingkungan sekitar. Bahan baku untuk pengarangan dipotong menjadi berukuran kecil untuk mempermudah dan mempercepat proses pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara dijemur sinar matahari sampai bahan kering sehingga proses pirolisis berjalan sempurna. Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Diagram pembuatan arang briket Pirolisis Mulai Bahan arang Penumbukan dan pengayakan arang Pencampuran dengan perekat kanji Pengepresanpencetakan arang Pengeringan Produk arang briket Selesai 90 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 2 2 Proses Pirolisis Proses pirolisis yaitu proses pembakaran tanpa oksigen atau karbonisasi untuk memperoleh karbon atau arang. Jika pembakaran terbuka dengan kehadiran oksigen dapat menghasilkan abu sebagai akhir pembakaran. Pembakaran dilakukan pada tungku pirolisis yang berupa tabung pembakaran tertutup dengan sebuah lubang pengeluaran asap. Hasil samping dari proses pembakaran adalah asap yang dapat diproses lebih lanjut menjadi asap cair. Langkah pembuatan arang briket melalui proses pirolisis sebagai berikut a bahan arang yang sudah kering dimasukkan ke dalam alat pirolisis melalui lubang pemasukan dan lubang pemasukan ditutup rapat kembali setelah penuh, sehingga satu-satunya lubang yang terbuka adalah tempat keluar asap; b nyalakan api tungku dan jaga agar tetap menyala, asap pekat keluar dari lubang asap yang dapat disalurkan melalui pipa untuk dapat diproses lebih lanjut menjadi asap cair; c pembakaran dihentikan ketika asap sudah tidak keluar lagi dari tungku. lama pembakaran tergantung kepada jumlah bahan yang dimasukan ke dalam tungku; dan d Alat pirolisis pada tungku dibiarkan tertutup tidak boleh dibuka selama 24 jam, jika dibuka dalam keadaan panas, maka dengan adanya oksigen, pembakaran dapat berlanjut sampai arang yang terbentuk dari proses pirolisis menjadi abu, setelah 24 jam arang pirolisis dibuka dan arangnya dikeluarkan. 3 Penepungan Arang dihaluskan dengan cara ditumbuk dan diayak agar diperoleh kehalusan butir yang homogen seragam Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Penepungan arang briket Prakarya dan Kewirausahaan 91 4 Pencampuran Pencampuran tepung arang, kanji dan air dilakukan dengan menyiapkan tepung kanji dan air, didihkan sehingga menjadi kental dengan perbandingan antara tepung kanji air tepung arang adalah 6 g 30 g 60 g. Tepung arang dimasukan dalam kanji yang sudah mengental sehingga menjadi adonan arang briket yang siap dicetak menjadi arang briket. 5 Pencetakan Arang Briket Pencetakan arang briket dilakukan dengan menggunakan alat pencetak arang briket. Cetakan arang briket dapat dibuat secara manual dengan menggunakan pipa paralon atau bambu yang dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Langkah pencetakan arang briket dengan cara memasukkan adonan ke dalam pencetak arang briket, kemudian di pres atau dikempa untuk memperoleh kepadatan, adonan arang briket yang sudah padat siap Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Pencampuran arang dengan kanji dengan kanji Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Alat cetak arang briket 92 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 2 dikeluarkan dari cetakan. Adonan dapat dicetak dengan berbagai variasi bentuk sesuai dengan keinginan dan tujuan penggunaan. 6 Pengeringan Arang briket yang telah dicetak, masih mengandung kadar air yang tinggi sehingga dibutuhkan pengeringan yang dapat dilakukan dengan melakukan penjemuran atau menggunakan pengering buatan. Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Pencetakan arang briket Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Penjemuran arang briket Prakarya dan Kewirausahaan 93 7 Penggunaan Produk Arang Briket Manfaat atau kelebihan arang briket diantaranya a arang briket merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan; b arang briket dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar dari fosil, seperti minyak tanah, bensin, dan solar yang tidak dapat diproduksi secara berulang; dan c arang briket diperlukan untuk keperluan rumah tangga sebagai bahan bakar kompor untuk keperluan memasak, adapun kompor yang dipakai adalah kompor khusus untuk arang briket seperti pada gambar 8 Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut 1 Baju kerja, 2 Helm, 3 Kaca mata, 4 Sarung tangan, 5 Sepatu. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut . 1 Buku petunjuk penggunaan alat, 2 Rambu-rambu dan isyarat bahaya, 4 Himbauan-himbauan, 5 Petugas keamanan. Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Kompor arang briket 94 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 2 Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit yang akhirnya dapat meningkatkan eisiensi dan produktivitas kerja. Bekerja dengan aman dari bahaya listrik. Keselamatan adalah prioritas utama pada setiap pekerjaan. Kecelakaan listrik terjadi akibat kecerobohan atau kurangnya pengertian tentang listrik, oleh sebab itu perlu diperhatikan keselamatan kerja untuk meningkatkan kesiapan terhadap bahaya listrik yang mungkin muncul pada pekerjaan. Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan dengan seksama oleh semua tenaga kerja dalam lingkup kerjanya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut a Kembangkan sikap tanggung jawab atas keselamatan diri b Biasakan menjaga kebersihan di area kerja dari kotoranmaterial c Logam cicin merupakan penghantar listrik yang baik, sebaiknya tidak digunakan pada saat bekerja pada rangkaian yang berarus listrik Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Pakaian dan perlengkapan untuk pengamanan pribadi Prakarya dan Kewirausahaan 95 d Rambut panjang diikatdipotong jika bekerja pada mesin e Gunakan peralatan perlindungan diri, meliputi 1 kacamata pada saat menggunakan peralatan dan perlengkapan yang menghasilkan scrap yang dapat membahayakan mata; 2 pelindung telinga pada tempat yang bising; 3 sarung tangan glove, melindungi tangan dari kecelakaan kerja; 4 helm yang kuat dikenakan di tempat yang dianjurkan; 5 safety shoes; 6 Ear plug; 7 pakaian keselamatan kerja, tidak terlalu longgar untuk menghindari terjerat mesin yang berputar; dan 8 masker, untuk melindungi saluran pernafasan. Perawatan produk konversi energi yang berupa peralatan dalam pembuatan arang briket dilakukan dengan cara; a menjaga kebersihan lingkungan kerja b mencuci peralatan dengan bersih sebelum digunakan; c mengembalikan peralatan yang telah digunakan pada tempat penyimpanan; dan d bekerja dengan disiplin, sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Peralatan pelindung diri 96 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 2 Perawatan peralatan yang digunakan dalam berproduksi, tidak kalah penting juga pemeliharaan lingkungan. Sumber energi terbarukan menjadi penyangga energi nasional. Aktivitas produktif masyarakat dibidang pariwisata, pertanian, perikanan, kuliner, kerajinan, pengembangan industri kreatif dapat membawa kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan energi terbarukan. 7. Pengemasan Produk Bidang Konversi Energi Perkembangan teknologi dalam pengemasan suatu produk berkembang dengan cepat. Selubung didesain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan estetika dan konsep yang ingin ditampilkan sesuai dengan pengguna atau calon pembeli. Fungsi kemasan dapat tercapai, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut a. dibuat semenarik mungkin, punya ciri khas; b. memuat informasi yang jelas jujur; c. menarik desain, warna, bentuk, dengan komposisi yang imbang; d. ukuran material bahan sesuai kebutuhan; dan e. bahan terbuat dari material yang tahan terhadap perlakuan pada saat pemindahan. Label pada produk arang arang briket, informasi yang dibuat pada kemasan biasanya berisikan tentang a. informasi produk yang sebenarnya; b. foto atau gambar produk; c. logo perusahaan; d. alamat produsen; dan e. bobot produk. Observasi 1. Coba perhatikan di sekelilingmu, potensi bahan baku apa yang banyak dijumpai di sekitarmu. 2. Produk rekayasa apa yang memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai produk konversi energi. 3. Ayo diskusikan dengan kelompokmu untuk merancang karya rekayasa produk konversi energi. Catat hasil diskusi. Tugas 5 Kelompok Prakarya dan Kewirausahaan 97 Informasi tentang masa produksi dan hal-hal lain yang istimewa pada produk yang dihasilkan, menjadi bagian informasi pada konsumen. Produk Usaha Konversi Energi Ayo identiikasi permasalahan yang didapat pada proses produksi dari industri rumah tangga home industry yang ada. Catat permasalahan yang muncul. Lakukan observasi lapangan atau internet, peralatan konversi energi apa yang dibutuhkan untuk mewujudkan karya dan deskripsikan desain model alat konversi energi. Buatlah salah satu produk atau model produk konversi energi, identiikasi penggunaan bahan dan alat pada proses produksi yang dibutuhkan untuk mewujudkan pembuatan model tersebut yang telah dipilih oleh kelompok Kegiatan produksi dilakukan dalam kelompok. Tentukan jenis produk peralatan konversi energi berdasarkan waktu, kemampuan produksi. Rencanakan proses produksi, jumlah bahan dan alat serta kebutuhan pasar. Buatlah pembagian tugas yang sesuai dengan kompetensi anggota kelompok dan mendukung kualitas produksi yang baik. Kegiatan produksi tergantung dari desain produk konversi energi dan teknik produksi yang akan digunakan. 1. Ayo siapkan hasil rancangan yang telah disepakati oleh kelompokmu untuk dicoba dibuat menjadi karya rekayasa konversi energi. 2. Rancang pengemasan yang cocok untuk produk yang dibuat bersama kelompokmu. Tugas 6 Kelompok Sumber Dokumen Kemendikbud Gambar Arang briket 98 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 2 C. Menghitung Titik Impas Break Even Point Usaha Peralatan Konversi Energi 1. Pengertian BEP Break Even Point Analisa Break Event Point BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas. Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut BEP Produksi = Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak mengalami kerugian. BEP adalah suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Biaya produksi alat pembuatan arang briket meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap, dan biaya operasional. Analisis usaha produksi alat pembuatan arang disusun untuk mengetahui gambaran ekonomi mengenai usaha yang diwujudkan. Analisis usaha pembuatan arang briket menggunakan asumsi bahwa a. Perhitungan produksi dilakukan per bulan b. Hari produksi per bulan 25 hari c. Rendemen bahan tempurung terhadap arang 30 d. Usia ekonnis drum 12 bulan kapasitas 30 kg tempurung e. Usia ekonomis alat cetak 6 bulan f. Usia ekonomis tampah penjemuran 6 bulan Total Biaya Harga Penjualan
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat dikonversikan atau berubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain. Energi dapat dipindahkan dari satu sistem ke sistem lain melalui gaya yang mengakibatkan pergeseran posisi benda. Sumber energi yang dimanfaatkan untuk kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi energi baru terbarukan dan tidak terbarukan. Energi baru terbarukan merupakan sumber energi yang renewable atau dapat diperbarui diantaranya adalah biomassa, biogas, tenaga angin, fotovoltaik, panas bumi dan air. Sumber energi yang tidak diperbarui adalah suatu sumber energi yang terpakai habis dan tidak dapat diciptakan kembali. Sumber yang tidak dapat diperbarui diantaranya bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan tambang. Energi baru terbarukan disebut juga sustainable energi yang berarti tersedia dalam waktu jauh ke depan, sumber energi yang dengan cepat terisi kembali oleh alam melalui proses berkelanjutan Sumber energi dalam proses konversi dapat menghasilkan energi listrik yang merupakan salah satu bentuk energi yang terluas dalam pemakaian energi. Proses mendapatkan tenaga listrik ini melalui proses pembangkitan listrik dengan metode menggunakan bahan bakar berupa batubara, minyak bumi, gas, uranium untuk menghasilkan panas. Panas diubah menjadi uap, melalui pipa dan turbin dimana energi panas diubah menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk menjalankan generator yang dapat menghasilkan listrik. Pembangkitan energi listrik dengan menggunakan energi tidak terbarukan sudah mulai dikurangi untuk saat ini, dan alternatif yang dikembangkan adalah energi baru terbarukan yang ramah terhadap lingkungan. Konversi energi juga banyak kita jumpai dalam kehidupan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Begitu pula dalam kegiatan di sekolah. Jika kita bersama- sama menjalankan kegiatan upacara bendera setiap hari Senin pagi dimana pembina upacara memberikan amanat digunakan alat pengeras suara. Sistem pada pengeras suara terdapat komponen mikrofon, amplifier listrik dan speaker. Sistem ini menggunakan transduser yaitu sebuah alat yang dapat mengkonversi energi yaitu mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Mikrofon sebagai transduser input mengubah energi suara menjadi energi listrik yang berupa sinyal input diproses pada amplifier listrik menjadi sinyal output. Sinyal output diterima speaker sebagai transduser output yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara. Proses manufacturing yang menggunakan sensor dalam proses produksi juga tidak terlepas dengan kegiatan yang berkaitan dengan konversi energi. Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan berfungsi sebagai transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Mikroprosesor yang berperan sebagai otak dalam sistem otomasi industri menggunakan sensor yang dapat dieukivalen dengan mata, pendengaran, hidung, lidah pada manusia. Sensor optik dieukivalen dengan mata pada pancaindra, mikropon ekuivalen dengan pendengaran, hidung ekuivalen dengan sensor gas, dan masih banyak ragam sensor yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan suatu proses pengendali otomatis diantaranya seperti penghitungan jumlah barang produksi, pengisian botol, pintu otomatis yang menggunakan sensor-sensor fotoelektrik, kaunter. Pemetaan peluang yang perlu dikembangkan dalam usaha bidang konversi energi diantaranya menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan. Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari masing-masing daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Pemetaan potensi usaha dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
F Membuat Produk Karya Rekayasa Pembangkit Listrik Sederhana Peta Materi Rekayasa dan Kewirausahaan 82 Kelas XI SMA SMK MA MAK Semester 1 Tujuan Pembelajaran : 1. Menyampaikan pendapat tentang listrik sederhana sebagai ungkapan rasa bangga dan wujud rasa syukur kepada Tuhan dan bangsa Indonesia 2. 0% found this document useful 0 votes29 views16 pagesOriginal TitleREKAYASA KONVRSI ENERGICopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes29 views16 pagesRekayasa Konvrsi EnergiOriginal TitleREKAYASA KONVRSI ENERGIJump to Page You are on page 1of 16 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 14 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. KelasXI harus mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang secara utuh dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata, menciptakan peluang pasar, dan menciptakan kegiatan bernilai ekonomi dari produk dan pasar Uploaded byMarshela Tri wardani 100% found this document useful 2 votes3K views3 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 2 votes3K views3 pagesWirausaha Rekayasa Bidang Konversi EnergiUploaded byMarshela Tri wardani Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.PerubahanEnergi Listrik Menjadi Bentuk Energi Lain Disebut 26 June 2022; Produk Rekayasa Penghasil Bunyi 26 June 2022E Laporan Kegiatan Pembuatan Produk Bidang Konversi Energi Laporan kegiatan usaha merupakan penyampaian informasi tentang maju mundurnya sebuah usaha sehingga tercipta komunikasi antara pihak yang melaporkan dan pihak yang diberi laporan.